Langsung ke konten utama

Postingan

Memilihmu dalam Kesetiaan

Memilihmu dalam Kesetiaan Oleh: @daisylea__ Mencintaimu dalam kejauhan adalah pilihan. Menjaga dari segala interaksi yang kelak bisa menjerumuskan. Maaf jika diri ini masih banyak kekurangan. Entah, dengan perantaraan atau pun kesengajaan. Jujur, nuraniku takut menelan kekecewaan. Ada rasa tak ingin mengajak mendekati kemungkaran. Ada rasa untuk menjauh agar rasa ini tetap tumbuh. Entah, sampai kapan. Dirimu yang kunanti. Dirimu yang kusemogakan. Mengharapkan segala kebahagiaan senantiasa tercurahkan. Terimakasih, telah menjaga hati. Raga ini tak akan memaksa dengan siapa kau bersama nanti. Bersama-sama memperbaiki diri. Bersama-sama menuntut ilmu. Cinta bagai fitrah kepada hamba-Nya. Pilihan Rabb-Nya. Menerima segala ketetapan-Nya. Bagai perumpamaan, jika ingin memiliki hatinya, miliki dulu Rabb-Nya. Semoga kelak juga dipermudah perkara-Nya.  Aku ingin mencintaimu sesuai dengan akidah dan ketentuan agama. Kau sangat istimewa untuk terkena noda meski sedikit saja.  Jika memang...
Postingan terbaru

Sukma Pasti Kembali

Sukma Pasti Kembali Oleh: @daisylea__ Raga punya rasa lelah. Sudah menjadi kewajiban bagi raga untuk kembali kepada sang Pencipta.  Lantas, bagaimana dengan Sukma? Mengikhlaskan atau merindukan? Keduanya sama-sama memiliki makna yang mendalam. Sama-sama berat untuk dilaksanakan. Tak jarang orang-orang juga lemah dalam menghadapi kematian, kehilangan, dan mengikhlaskan. Ada rasa pilu, sesak, bahkan terluka. Tetapi, memang seperti itulah fase kehidupan manusia. Berawal kematian dan berakhir kematian.  Tak perlu seperti itu, aku percaya kamu mampu. Mengatakan memanglah lebih mudah dari melaksanakan. Akan tetapi, suatu pemikiran baru bisa mempengaruhi perilaku.  Mencoba terbuka kembali. Perbaiki lukamu. Hatimu perlu kebahagiaan untuk menjalani guncangan bumi.  Yakinlah, bahwa dirimu akan bersama dengannya di alam abadi. Hatimu dan seluruh ummat in Syaa Allah akan menggema di angkasa. Bertemu kembali di Jannah-Nya. Kekal abadi menyerukan kebahagiaan yang pernah tertahan w...

Mencintai Karya Terbesar Ummat Islam

Mencintai Karya Terbesar Ummat Islam Oleh: @daisylea__ Mengamalkan lagi dan lagi. Membacanya lagi dan lagi. Meresapinya lagi dan lagi. Karya ini adalah candu bagi ummat muslim untuk memeluknya berulang kali. Membuka, membaca, memahami seolah kegiatan yang tak pernah bertepi. Terus berulang kembali. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memberikan nikmat berupa pahala bagi hamba-Nya yang mau membacanya, apalagi mengamalkannya? Wallahu a'lam  Acap kali kita sering lupa atau sedang disibukkan dengan urusan yang lain sehingga kita tidak sempat membaca ayat-ayat suci. Begitu disayangkan akan tindakan ini. Padahal kita sendiri sudah meyakini bahkan mengetahui pentingnya membaca dan memahami karya terbesar milik Illahi Rabbi. Bahkan disetiap masalah pun tak jarang kita juga menjumpai berbagai macam solusi pada rangkaian firman Allah.  Lantas, masihkah kita mau meninggalkannya atau mau mengabaikannya? Sungguh ragamu berada dalam kerugian.  Jika kita mau membedah Al Qur'an, niscay...

Penggemar dalam Diam

Penggemar dalam Diam Oleh: @daisylea__ Sebatas sewajarnya saja. Mengagumi ciptaan Rabb-Nya memang tak salah. Namun bisa dipahami setiap perjalanan membutuhkan waktu yang lama untuk memahami seseorang. Bisa dikatakan baik buruknya pengaruh yang signifikan dapat memberikan dampak pada pola pikir orang.  Tak ingin pemikiran buruk. Namun, ingin mengingatkan pemikiran kebaikan. Mengajak ke perkara yang memberikan pahala yang melimpah. Pentingnya memilih perbuatan menentukan jalan terbaik untuk menunaikan rangkaian kebaikan. Menyaring kembali budaya-budaya yang memasuki raga agar tak terjerumus ke dalam kemungkaran.  Dalam menyederhanakan makna kata budaya berupa kebiasaan baik buruk dalam lingkup sempit maupun luas. Konsep ini yang menjadi pondasi seseorang agar tak terpengaruh oleh kesenangan semata. Perlu dikaji ulang manfaatnya agar tidak sia-sia dalam menerima berbagai budaya. Layaknya kami, ummat muslim yang mengidolakan Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu  'Alaihi Wa...

Merindukan Kebersamaan

Merindukan Kebersamaan Oleh: @daisylea__ Kini, raga ini sudah semakin tumbuh. Sudah, semakin mengenal arti pergulatan dunia luar. Tak jarang banyak dari seorang anak ingin memperjuangkan kebahagiaan.  Mengharapkan terukir indah rangkaian pertemuan. Demi ingin melihat secara langsung pahatan senyuman milik kedua orang tersayang.  Ada rasa rindu yang tertahan di sana. Namun, raga ini tak dapat bertahan lama. Demi sebuah perjalanan, raga ini turut berangkat meninggalkan segala kenangan.  Berjuang di perantauan memang melelahkan. Seolah terbalas dengan sebuah kebersamaan.  "Pulanglah nak, Ibu merindukanmu."  Kalimat itu selalu teriang di kepalaku.  Kebahagiaan yang kujalani saat ini, tak luput dari doa dan kerja keras kedua orang tuaku. Mereka yang berjuang tak kenal waktu demi kebahagiaanku.  Tiada sosok orang yang mampu menggantikan posisinya, meski sedetik pun. Merindukannya memang sudah menjadi ritualku setiap waktu. "Tunggu aku pulang, Ibuku. Aku pun ...

Bersama Menggapai Jannah-Nya

Bersama Menggapai Jannah-Nya Oleh: @daisylea__ Berangkat dari masa lalu yang kadang bikin trauma tak jarang orang-orang memilih untuk menepi dan memperbaiki diri. Bagai menampar masa kini, kesalahan sedikit demi sedikit mulai menghantui. Lembaran demi lembaran kini terbuka kembali. Memilih mengakhiri dan mencoba hidup bangkit lagi.  Kebiasaan buruk ini perlu disudahi. Waktunya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Perlahan namun Istiqamah sangat dibutuhkan di sini daripada kilat tapi masih setengah hati dalam menjalani.  Qadarullah, raga dan sukma ini menerima segala ketetapan yang akan diberi. Baik buruk perjalanan nanti, tak lebih tak kurang hanya semata-mata untuk menggapai Ridha Illahi.  Sama-sama memiliki keinginan menggapai Jannah-Nya sesuai amal perbuatan yang pernah tertanam waktu di bumi. Klaten, 15 September 2020 Ayu Ambarwati Kusumaningtyas #MujahidahWriter #InspiratorMuslimah

Mensyukuri Nikmat Allah

 Mensyukuri Nikmat Allah  Oleh: @daisylea__ "Nikmat Allah manakah yang Engkau dustakan?" Penggalan ayat di atas mengingatkan kita pentingnya mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Kepingan-kepingan peristiwa adalah anugerah terbesar yang Allah berikan. Baik buruknya cerita patut dijadikan pelajaran.  Jangan pernah mengeluh ketika dirimu mendapatkan musibah. Illahi Rabbi tak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan ummat-Nya.  Tetaplah, tersenyum meski kebahagiaan belum berpihak kepadamu. Kamu akan mendapatkan hal yang lebih dan tak terduga dari yang tak kamu pikirkan sebelumnya. Kembalilah. Mendekatlah kepada Allah. Peradukan apapun hatimu untuk-Nya. Jangan lupa untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Nya.  Klaten, 14 September 2020  Ayu Ambarwati Kusumaningtyas #MujahidahWriter #InspiratorMuslimah